Latar Belakang Kejadian
Makassar, 9 Juni 2025 – Sebuah insiden tragis terjadi di Makassar ketika seorang pria berusia 29 tahun berinisial RD ditangkap setelah menikam temannya, AE, hingga tewas. Peristiwa ini terjadi saat mereka sedang menggelar pesta miras di rumah RD. Kesalahan kecil yang tampaknya sepele berujung pada tragedi yang mengejutkan banyak orang.
Kejadian ini terjadi pada malam Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Momen yang seharusnya menjadi waktu bahagia berubah menjadi duka. Pada saat pesta, sebuah insiden kecil memicu emosi yang berkepanjangan antara kedua teman tersebut.
Kronologi Kejadian
Pada malam itu, RD dan beberapa temannya berkumpul di rumahnya yang terletak di Jalan Inspeksi Kanal, Kecamatan Manggala. Mereka merayakan Hari Raya Idul Adha dengan menikmati miras jenis tuak. Suasana pesta berlangsung meriah hingga insiden terjadi.
Tanpa sengaja, gelas yang dipegang oleh AE tersenggol dan minuman RD tumpah. Kejadian tersebut menjadi bahan lelucon di antara mereka, tetapi RD merasa tersinggung. Dalam keadaan emosional, ia menyimpan dendam dan menunggu saat yang tepat untuk membalas.
Insiden Penikaman
Setelah beberapa saat, ketika suasana mulai tenang dan teman-teman mereka pulang, RD mengambil badik dan menikam AE dua kali, mengenai punggung dan dada. Korban tidak bisa melawan dan terjatuh. Warga yang mendengar teriakan segera berusaha memberikan pertolongan dengan membawa AE ke rumah sakit, tetapi nyawa AE tidak dapat diselamatkan.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana, menjelaskan bahwa tindakan RD sangat disayangkan. “Kejadian ini menunjukkan betapa cepatnya emosi bisa mengarah pada tindakan kekerasan,” ujarnya.
Penangkapan Pelaku
Setelah melakukan penikaman, RD melarikan diri ke Kabupaten Jeneponto. Polisi yang mendapat informasi tentang keberadaan pelaku segera melakukan pengejaran. Pada 7 Juni 2025, RD berhasil ditangkap di tempat persembunyiannya di Kecamatan Tamalatea, Jeneponto.
Dalam penangkapan tersebut, polisi juga menyita barang bukti berupa badik yang digunakan untuk menikam korban. Kapolrestabes menjelaskan bahwa penangkapan ini merupakan bagian dari upaya keras pihak kepolisian untuk menegakkan hukum dan memberikan keadilan bagi keluarga korban.
Barang Bukti yang Disita
Selain menangkap pelaku, polisi juga menyita barang bukti lainnya, termasuk pakaian yang dikenakan oleh RD dan AE saat kejadian. Barang-barang ini akan digunakan sebagai bukti dalam proses hukum yang akan datang. RD kini dijerat dengan Pasal 351 ayat (3) KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, yang dapat mengancam pelaku dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Proses hukum ini diharapkan bisa memberikan keadilan bagi keluarga korban dan mencegah kejadian serupa di masa depan.
Tanggapan Masyarakat
Kejadian ini mengejutkan banyak warga sekitar. Banyak yang tidak menyangka bahwa sebuah pesta yang seharusnya menyenangkan bisa berujung pada tragedi. Beberapa warga mengungkapkan keprihatinan mereka dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ini adalah pelajaran bagi kita semua. Kita harus lebih berhati-hati dalam bersosialisasi dan mengontrol emosi, terutama saat mengonsumsi alkohol,” ungkap salah satu warga yang menyaksikan kejadian tersebut.
Upaya Preventif oleh Pihak Kepolisian
Kapolrestabes Makassar menegaskan bahwa pihak kepolisian akan terus melakukan sosialisasi mengenai bahaya mengonsumsi miras secara berlebihan dan dampaknya terhadap perilaku manusia. Polisi juga berencana untuk meningkatkan pengawasan di lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat pesta miras.
“Pendidikan kepada masyarakat mengenai bahaya miras dan pengendalian emosi sangat penting. Kami ingin mengurangi angka kekerasan yang disebabkan oleh konsumsi alkohol,” jelas Kombes Pol Arya Perdana.
Pentingnya Pengendalian Emosi
Kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya pengendalian emosi dalam setiap interaksi sosial. Situasi yang tampak sepele sering kali bisa berkembang menjadi konflik yang serius. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk belajar mengelola emosi dan berkomunikasi dengan baik.
“Ketika emosi sudah terlanjur memuncak, sering kali kita tidak bisa berpikir jernih. Ini yang harus kita hindari,” tambah seorang psikolog yang dimintai pendapatnya mengenai kejadian ini.
Harapan untuk Masa Depan
Keluarga korban berharap agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Mereka ingin agar masyarakat lebih sadar akan dampak buruk dari tindakan kekerasan dan penggunaan alkohol yang berlebihan. “Kami ingin keadilan untuk anak kami, tetapi kami juga berharap ini tidak terulang pada orang lain,” ungkap salah satu anggota keluarga AE.
Dengan penegakan hukum yang tegas dan kesadaran masyarakat yang meningkat, diharapkan kejadian seperti ini bisa diminimalisir di masa depan. Pihak kepolisian juga menekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat dan aparat dalam menjaga keamanan lingkungan.
Penutup
Insiden tragis ini adalah pengingat bahwa kehidupan bisa berubah dalam sekejap. Sebuah pesta yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan berakhir dengan tragedi yang menyedihkan. Mari kita semua belajar dari peristiwa ini dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan harmonis, di mana kekerasan tidak memiliki tempat.