Menjelang akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo, utang Indonesia kepada China mencapai Rp372 triliun. Lonjakan utang ini terutama disebabkan oleh proyek-proyek infrastruktur besar seperti jalan tol dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang didanai oleh pinjaman dari China.
Hubungan strategis dengan China semakin erat, terlihat dari peningkatan investasi di berbagai sektor seperti energi dan teknologi. Namun, peningkatan utang ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan Indonesia untuk membayar utang tersebut di masa depan dan pengaruh China dalam kebijakan domestik Indonesia.
Pemerintahan Jokowi optimis bahwa utang ini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia, dengan meningkatkan konektivitas dan produktivitas nasional serta menarik lebih banyak investasi asing. Pemerintah juga berkomitmen untuk mengelola utang dengan bijak agar tidak membebani generasi mendatang.