Kejadian Tragis yang Mengguncang
Pada tanggal 23 September 2024, dunia menjadi saksi sebuah tragedi yang mengerikan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara. Seorang ibu berinisial YW, berusia 33 tahun, ditangkap setelah menggorok leher anaknya yang baru berusia 18 hari hingga tewas. Tindakan ini mengejutkan masyarakat dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai kesehatan mental pelaku.
Menurut informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian, motif di balik tindakan kejam ini adalah kekecewaan YW karena anaknya lahir sebagai laki-laki. “Pelaku sangat menginginkan seorang anak perempuan, dan saat menyadari bahwa anaknya adalah laki-laki, ia merasa sangat kecewa,” ungkap AKP Syafrudin, Kasi Humas Polres Labuhanbatu.
Peristiwa ini terjadi di Dusun III, Desa Bangun Rejo, sekitar pukul 09.30 WIB. Kejadian ini tak hanya menyisakan duka bagi keluarga, tetapi juga mengguncang emosi masyarakat yang tidak percaya bahwa seorang ibu dapat melakukan tindakan sekejam itu terhadap anaknya sendiri.
Proses Kejadian
Kejadian bermula ketika YW selesai memandikan anaknya. Dalam keadaan yang tidak wajar, ia mengambil kapak dan parang dari dapur, lalu melakukan tindakan brutal tersebut. “Ia memotong leher anaknya hingga korban tewas seketika,” lanjut Syafrudin.
Warga yang mendengar suara gaduh segera mendatangi rumah pelaku dan menemukan bayi tersebut sudah tidak bernyawa di atas tempat tidur. “Korban ditemukan dengan luka parah di leher. Suami pelaku sedang berada di kebun saat kejadian,” jelasnya.
Situasi ini membuat masyarakat merasa sangat terpukul. Banyak yang tidak percaya bahwa peristiwa semacam ini bisa terjadi di lingkungan mereka. Ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam kesehatan mental ibu setelah melahirkan.
Respons Pihak Kepolisian
Setelah menerima laporan dari warga, pihak kepolisian segera menuju lokasi kejadian. Mereka mengamankan pelaku untuk proses pemeriksaan lebih lanjut dan mengumpulkan barang bukti di tempat kejadian. “Kami menemukan kapak, parang, dan tilam bayi yang ada di lokasi,” kata Syafrudin.
Jenazah bayi dibawa ke RSUD Rantauprapat untuk dilakukan autopsi. Polisi berkomitmen untuk menyelidiki lebih dalam mengenai kasus ini dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran pelaku saat melakukan tindakan tersebut.
Kejadian ini juga mengingatkan kita akan pentingnya perhatian dan dukungan mental bagi ibu yang baru melahirkan. Tindakan yang tidak terduga ini menunjukkan bahwa ada banyak aspek yang perlu diperhatikan dalam perjalanan seorang ibu.