Penemuan dan Tindakan BNN
Kabar mengejutkan datang dari Wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari, yang dinyatakan positif menggunakan narkoba. Pengumuman ini disampaikan oleh Kepala BNNP Sulawesi Selatan, Brigjen Budi Sajidin. “Setelah tiga kali tes laboratorium, hasilnya tetap menunjukkan bahwa dia positif narkoba,” kata Budi dalam konferensi pers pada 6 Desember 2024. Ini menjadi berita yang mengguncang masyarakat, mengingat posisi Suhartina sebagai pejabat publik.
Suhartina awalnya membantah bahwa ia menggunakan narkoba, menyatakan bahwa ia hanya mengonsumsi obat penenang untuk mengatasi masalah tidur yang dialaminya. Dalam wawancara, ia menjelaskan bahwa tekanan dalam kehidupan rumah tangganya membuatnya sulit tidur, sehingga ia menggunakan obat tidur yang diresepkan oleh dokter. Namun, BNN tidak menerima penjelasan ini sebagai alasan yang cukup.
Proses Rehabilitasi
Dalam perkembangan kasus ini, BNN merekomendasikan agar Suhartina menjalani rehabilitasi untuk mengatasi ketergantungan terhadap narkoba. Brigjen Budi menegaskan, “Jika dia terlibat dalam jaringan narkoba, kami akan proses hukum. Namun, jika dia adalah korban, maka rehabilitasi adalah jalan yang tepat.” Pihak BNN telah berusaha menghubungi Suhartina untuk menjalani program rehabilitasi, tetapi hingga saat ini responsnya belum memadai.
Suhartina mengklaim bahwa penggunaan obat tersebut adalah untuk keperluan kesehatan dan bukan untuk tujuan lain. Namun, Budi menekankan pentingnya membedakan antara pengguna biasa dan mereka yang terlibat dalam jaringan narkoba. “Kami tidak akan membiarkan pengguna narkoba bebas tanpa konsekuensi,” katanya.
Reaksi Publik dan Dampaknya
Kabar ini memicu beragam reaksi dari publik. Banyak yang merasa kecewa dan marah, mengingat posisi Suhartina dalam pemerintahan. Sebagai wakil bupati, ia seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat. “Ini sangat disayangkan, seharusnya dia bisa menjaga diri dan reputasinya sebagai pejabat publik,” komentar seorang warga Maros.
Di sisi lain, ada juga suara yang mendukung rehabilitasi daripada hukuman. “Kita harus memberikan kesempatan bagi mereka yang terjebak dalam masalah ini untuk pulih,” ujar seorang aktivis sosial. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kemarahan, ada juga pemahaman tentang kompleksitas masalah ketergantungan narkoba.
Langkah Selanjutnya untuk Suhartina
BNN berharap Suhartina akan segera mengambil langkah untuk rehabilitasi dan tidak menunggu hingga masalah ini semakin memburuk. “Kami ingin dia memahami pentingnya pemulihan dan kembali ke jalur yang benar,” ujar Brigjen Budi. Ini adalah kesempatan bagi Suhartina untuk mengubah hidupnya dan kembali melayani masyarakat dengan baik.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi semua pejabat publik untuk lebih berhati-hati dalam menjalani hidup mereka. Narkoba adalah masalah serius yang tidak hanya merusak individu tetapi juga dapat menggoyahkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga dan semua pihak dapat mengambil hikmahnya.